Selasa, 01 Desember 2009

it was..



kami tidak sengaja berkenalan waktu itu. ditengah keramaian, saat tengah malam akan datang dalam hitungan menit. beberapa hari kemudian kami tidak sengaja lagi bertemu, di tempat yang sama.. tempat yang ternyata tidak jauh dari kantornya.. hari itu kami menghabiskan waktu ngobrol berdua sebentar.. ditemani segelas es teh manis, dan beberapa batang rokok. dan karena skenario yang saya rancang, minggu depannya kami tidak sengaja bertemu lagi, kali ini kami bertukar nomor handphone. lalu dia mulai sering mengirim sms pada saya. lalu saat saya bangun tidur dipagi hari, saya sering tersenyum melihat tulisan 'u received new message' di layar handphone saya. dari alur kirim dan terima sms antara saya dan dia, saya mengetahui kalau dalam beberapa hari kedepan dia akan segera keluar dari kantornya. 'tidak cocok sama bidang gue..' itu katanya waktu itu. yang artinya, dia akan menyusul saya menyandang status pengangguran.. pada hari dimana dia resmi tidak bekerja, kami berdua berjanji bertemu disuatu tempat. jam 2 siang, dan itu dia.. muncul di hadapan saya, dengan kaos soft pink, dan celana panjang jeans.. tapi.. hei, apa itu? saya melihat tato dilengan kanannya.. tato yang tidak pernah saya lihat dalam beberapa pertemuan terdahulu, karena dia selalu memakai kemeja.. lucu sekali, pria bertato mengenakan kaus berwarna pink muda dan celana jeans robek-robek. perpaduan yang bagus! indah! dia mengajak saya makan, tidak di foodcourt, terlalu bising dan banyak orang katanya.. sepertinya dia ingin tempat yang lebih senyap, agar kami berdua bisa leluasa berbicara. dia mengajak saya ke sebuah restorant.. restorant biasa, bukan restorant waah dan mahal, tp disana lebih sepi, lebih enak untuk saling menatap dan bercerita.. :) kami saling bertukar pikiran.. lalu saya mulai mengeluh.. tentang keadaan saya, dan meratapi nasib saya karena sudah 2 bulan menganggur. dia sepertinya tidak suka, tidak suka karena saya menyalahkan keadaan dan situasi.. lalu dia mulai bercerita tentang sebuah buku.. "The Secret".. buku yang segera dia beli untuk saya sesudah kami makan. Sampe rumah nanti harus langsung dibaca, pesannya hari itu..
setelah pertemuan itu kami jadi sering pergi bersama, tidak selalu berdua.. kadang ada teman-teman saya, kadang bersama teman-temannya.. sampai hari itu, saat kami memutuskan untuk bertemu berdua lagi.. di sebuah restaurant favorite saya.. kami memilih meja di dalam smoking area, ruangan yang dikeliling kaca, dan sofa yang nyaman. lagi-lagi kami banyak berbicara dan saling bercerita.. dia memberitahu saya tentang masa kuliahnya.. dia bercerita tentang cicilan rumahnya.. apa? kamu sudah mulai mencicil rumah di umur semuda ini? hanya 1 kata, saya kagum. saya tidak ingat bagaimana detailnya, tiba-tiba saya sudah bersender pada bahunya, dan tangan kirinya memeluk saya dengan lembut.. kami masih saling bercerita. kemudian terdiam, dan dia mencium pipi saya. kami kembali bercerita.. lalu kami saling berpegangan.. tidak ada dari kami berdua yang mau melepaskan pegangan itu. kami mulai bercerita lagi, lalu saat saya memandang matanya, tiba-tiba dia mencium bibir saya. gerakan spontanitas yang dia lakukan. saya tidak teriak. tidak menolak. tapi reflek mata saya berkeliling dengan liar, melihat apa ada yang memergoki kami.. dia melepaskan ciumannya, memandang saya lalu tertawa.. kamu kaget aku cium, trus malah jelalatan ketakutan, katanya sambil terus tertawa. lalu saya juga tertawa. dia tidak boleh memegang tangan saya dengan seenaknya. dia tidak boleh mencium bibir saya dengan sesukanya, kalau dia hanya teman saya. hari itu, kami resmi pacaran. saya dan dia, pria yang saya kenal di suatu malam buta di tengah keramaian jakarta, memutuskan untuk berpacaran. ya kami, pasangan pengangguran.



0 komentar:

Posting Komentar

 
Header image by Flóra @ Flickr